Piek Ardijanto
Soeprijadi pernah menjadi guru SMP (sejak tahun 1952), kemudian mengajar di SMA
Negeri Tegal, dan bekerja di Semarang. Dia menulis puisi dan esei. Tulisannya
dimuat di berbagai surat kabar dan majalah. Sejumlah puisinya ada dalam
antalogi Angkatan ‘66(1968) susunan H.B Jassin. Sejumlah puisinya pernah
menjadi pemenang hadia dari majalah Sastra (1962). Berikut saya salah satu
puisinya dari buku Tonggak 2.
Perempuan
Dina
Karya: Piek
Ardijanto Soeprijadi
1
Aduhai perempuan dina
taktahu siapa jodohnya
kini datang kendaraanya
taktahu siapa jodohnya
kini datang kendaraanya
siapa lelaki lewat rumahnya
pagi mengintip di balik jendela
pagi mengintip di balik jendela
Siang duduk di ambang pintu
nanar memandang mempelai lalu
nanar memandang mempelai lalu
petang melihat sejoli bercanda
hatinya merenda usia
hatinya merenda usia
malam mimpi dipinang orang
sayang hilang di pagi datang
sayang hilang di pagi datang
2
Aduhai perempuan dina
taktahu siapa jodohnya
waktu mengejar ujung umurnya
taktahu siapa jodohnya
waktu mengejar ujung umurnya
diraba dirinya kering
rindu pesta janurkuning
rindu pesta janurkuning
dipandang wajahnya layu
belum kenal bulanmadu
belum kenal bulanmadu
tangis terus mengiris kamar
mendamba bayi menyusu di dada melingkar
mendamba bayi menyusu di dada melingkar
sekali bercermin di kaca
tahu rambunya dua warna
tahu rambunya dua warna
3
aduhai perempuan dina
taktahu siapa jodohnya
kini tinggal kulit menyalut tulangnya
taktahu siapa jodohnya
kini tinggal kulit menyalut tulangnya
lama terlentang di ranjang
menanti nyawanya terbang
menanti nyawanya terbang
habis kerinduan gadis
terkikis sama tangis
terkikis sama tangis
dibiarkankah ia begitu
kepada siapa harus mengadu
kepada siapa harus mengadu
tinggal sekejap jantungnya berdegup
sayang tak lengkap mengecap hidup
sayang tak lengkap mengecap hidup
Sastra.
No 4, Th. 1, Agustus 1961
0 comments