Toto Sudarto Bachtiar ketika
dia menjadi mahasiswa di Jakarta, dia pun menjadi redaktur majalah Angkasa
(milik AURI). Sejak saat itu dia menulis puisi, menerjemahkan cerita pendek,
esei, artikel kebudayaan, sastra, politik, dan lain-lain. Pernah menjadi
redaktur Menara di Jakarta, dan turun mendirikan majalah Sunda di Bandung, 1964. Pernah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan
Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Berikut saya tampilkan salah satu puisi Toto
Sudarto Bachtiar dalam buku Tonggak 2:
IBU
KOTA SENJA
Karya: Toto
Sudarto Bachtiar
Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang
mandi
Di sungai kesayangan, o, kota kekasih
Klakson oto dan lonceng trem saing-menyaingi
Udara menekan berat di atas jalan oanajang
berkelokan
Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang
mandi
Di sungai kesayangan, o, kota kekasih
Klakson oto dan lonceng trem saing-menyaingi
Udara menekan berat di atas jalan oanajang
berkelokan
Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja
Mengurai dan layung-layung membara di langit barat
daya
O, kota kekasih
Tekankan aku pada pusat hatimu
Di tengah-tengah kesibukanmu dan penderitaanmu
Mengurai dan layung-layung membara di langit barat
daya
O, kota kekasih
Tekankan aku pada pusat hatimu
Di tengah-tengah kesibukanmu dan penderitaanmu
Aku seperti mimpi, blun putih di lautan awan belia
Sumber-sumber yang murni terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas
Menunggu waktu mengangkut maut
Sumber-sumber yang murni terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas
Menunggu waktu mengangkut maut
Aku tiada tahu apa-apa, di luar yang sederhana
Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda
kesedihan
Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu
dinihari
Serta keabadian mimpi-mimpi manusia
Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda
kesedihan
Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu
dinihari
Serta keabadian mimpi-mimpi manusia
Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli yang ke bali
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli yang ke bali
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Serta anak-anak berengangan tertawa tak berdosa
Di bawah bayangan samar istana kejang
Layung-layung senja melambung hilang
Dalam hitam malam menjulur tergesa
Di bawah bayangan samar istana kejang
Layung-layung senja melambung hilang
Dalam hitam malam menjulur tergesa
Sumber-sumber murni menetap terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Serta senjata dan tangan menahan napas lepas
bebas
O, kota kekasih setelah senja
Kota kediamanku, kota kerinduanku
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Serta senjata dan tangan menahan napas lepas
bebas
O, kota kekasih setelah senja
Kota kediamanku, kota kerinduanku
1951
0 comments