Toto Sudarto Bachtiar ketika
dia menjadi mahasiswa di Jakarta, dia pun menjadi redaktur majalah Angkasa
(milik AURI). Sejak saat itu dia menulis puisi, menerjemahkan cerita pendek,
esei, artikel kebudayaan, sastra, politik, dan lain-lain. Pernah menjadi
redaktur Menara di Jakarta, dan turun mendirikan majalah Sunda di Bandung, 1964. Pernah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan
Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Berikut saya tampilkan salah satu puisi Toto
Sudarto Bachtiar dalam buku Tonggak 2:
Riwayat
Karya: Toto
Sudarto Bachtiar
Tiang agung tersambar halilintar
patah di tengah-tengah
patah di tengah-tengah
Kapitan pingsan di atas peta benua
penuh pahatan darah
penuh pahatan darah
Kelasi Cuma tarik tali dan pukul tifa
Bernyanyi: Cherchez la femme, cherchez la femme
Bernyanyi: Cherchez la femme, cherchez la femme
Kapal masih jauh dari daratan
Kelumit pahit mengganti gema yang hilang
Kelumit pahit mengganti gema yang hilang
Sejak seputaran hidup kapitan membasuh darah
dan pelabuhan telanjang di haluan
Gema yang hilang mulai pulang
dan pelabuhan telanjang di haluan
Gema yang hilang mulai pulang
Kelasi Cuma tarik tali dan pukul tifa
terus bernyanyi ditimang angin:
Cherchez la femme, cherchez la femme
terus bernyanyi ditimang angin:
Cherchez la femme, cherchez la femme
Kapitan memahatkan darah
Di pintu pelabuhan pertama dan mendoa:
Cherchez la personnalite, cherchez la personnalite
Di pintu pelabuhan pertama dan mendoa:
Cherchez la personnalite, cherchez la personnalite
1952
0 comments